hipertensi untuk stroke

Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama yang terkait dengan stroke iskemik.Oleh sebab itu, pengelolaan hipertensi menjadi sangat penting dalam upaya pencegahan dan penanganan stroke iskemik.

Penyebab Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi bisa dibedakan menjadi hipertensi primer dan sekunder.

Hipertensi primer adalah jenis darah tinggi yang penyebabnya tidak diketahui dengan pasti, dan biasanya berkembang perlahan dalam waktu bertahun-tahun. Hipertensi primer merupakan jenis darah tinggi yang paling sering ditemukan.

Hipertensi sekunder adalah jenis tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh berbagai kondisi atau penyakit lain, dan bisa terjadi secara mendadak, termasuk pada anak-anak.
Kondisi atau penyakit yang bisa menyebabkan hipertensi sekunder antara lain:

  • Penyakit ginjal
  • Hipertiroidisme
  • Penyakit jantung bawaan
  • Kelainan bawaan pada
    pembuluh darah
  • Penyalahgunaan NAPZA
  • Penggunaan obat-obat tertentu, seperti dekongestan, pil KB, atau kortikosteroid
  • Sleep apnea/gangguan tidur
  • Kecanduan minuman beralkohol

Hipertensi juga bisa dipicu oleh emosi. Contoh yang paling sering ditemukan adalah white coat hypertension, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh rasa takut atau cemas saat menjalani tes kesehatan. Hipertensi ini hanya terjadi saat pemeriksaan di klinik atau rumah sakit oleh dokter, perawat, atau tenaga kesehatan, dan akan kembali normal ketika pasien di rumah.

Faktor Risiko Hipertensi

Beberapa faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami tekanan darah tinggi:

  • Berusia di atas 65 tahun
  • Jarang berolahraga atau jarang melakukan aktivitas fisik
  • Sedang hamil
  • Memiliki keluarga yang juga menderita tekanan darah tinggi
  • Menderita obesitas, sleep apnea, diabetes, atau penyakit ginjal
  • Sering mengonsumsi makanan tinggi garam dalam jumlah banyak
  • Merokok
  • Sering minum alkohol

Gejala Hipertensi

Tekanan darah tinggi dikenal dengan istilah the silent killer atau penyakit yang membunuh secara diam-diam. Hal ini karena sering kali hipertensi tidak menimbulkan gejala atau tidak disadari sampai tekanan darah sudah sangat tinggi atau hipertensi sudah menimbulkan komplikasi. Gejala yang dapat muncul ketika tekanan darah terlalu tinggi adalah:

  • Mual dan muntah
  • Sakit kepala
  • Mimisan
  • Nyeri dada
  • Gangguan penglihatan
  • Telinga berdenging
  • Gangguan irama jantung
  • Kencing berdarah

Jenis-jenis Obat Hipertensi

Ada berbagai jenis obat hipertensi yang tersedia untuk membantu mengendalikan tekanan darah dan mengurangi risiko stroke iskemik. Beberapa di antaranya mencakup:

  • ACE Inhibitors (Inhibitor Enzim Konversi Angiotensin): Obat ini bekerja dengan menghambat enzim yang merangsang penyempitan pembuluh darah. Contohnya termasuk enalapril dan lisinopril.
  • Beta-Blockers: Obat ini mengurangi tekanan darah dengan memperlambat detak jantung dan mengurangi kekuatan kontraksi jantung. Contohnya adalah atenolol dan metoprolol.
  • Calcium Channel Blockers: Obat ini membantu melebarkan pembuluh darah dengan mengurangi aliran kalsium ke dalam sel otot pembuluh darah. Amlodipine dan nifedipine adalah contoh obat dalam kategori ini.
  • Diuretik: Obat ini meningkatkan pembuangan garam dan air dari tubuh, mengurangi volume darah dan tekanan darah. Hidroklorotiazid adalah contoh diuretik yang umum digunakan.

Pencegahan Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa dicegah dengan menghindari faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini. Caranya antara lain adalah sebagai berikut:

  • Berolahraga secara rutin minimal 30 menit setiap hari
  • Menjaga berat badan agar tetap ideal
  • Beristirahat dan tidur yang cukup
  • Mengelola stres dengan baik
  • Mengonsumsi makanan rendah lemak dan kaya serat, seperti buah dan sayuran
  • Membatasi jumlah garam dalam makanan, tidak lebih dari 1 sendok teh per hari
  • Menghindari atau membatasi konsumsi minuman beralkohol
  • Membatasi konsumsi minuman berkafein
  • Berhenti merokok
  • Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan skrining hipertensi secara berkala
  • Memeriksa tekanan darah secara rutin, baik dilakukan sendiri maupun oleh dokter, terlebih bila memiliki risiko untuk terkena hipertensi.

Kesimpulan

Pengelolaan hipertensi melalui penggunaan obat-obatan yang tepat memainkan peran penting dalam pencegahan dan pengelolaan stroke iskemik. Jenis obat hipertensi yang beragam menawarkan pendekatan yang holistik untuk mengendalikan tekanan darah dan mengurangi risiko terjadinya stroke iskemik. Namun, konsultasi dengan dokter sangat penting untuk memastikan bahwa pengobatan yang dipilih sesuai dengan kebutuhan spesifik setiap individu. Dengan pendekatan yang tepat terhadap pengelolaan hipertensi, kita dapat meminimalkan risiko stroke iskemik dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

obat hipertensi untuk stroke

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *